Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 01 Desember 2014

Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
Makalah
Guna Memenuhi tugas
Mata kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen pengampu : Drs. H. Muslam, M.Ag., M.Pd


Disusun Oleh :
Anggraini                                (123911034)
Annamila                                 (123911036)
Aprilia Ngabekti Ningsih        (123911037)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG
2014

Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

I.       PENDAHULUAN
Proses pembelajaran merupakan upaya yang di lakukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang di rumuskan di kurikulum. Penilaian adalah salah satu kegiatan yang di lakukan untuk menilai dan mengukur tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Evaluasi pencapaian siswa tidak hanya menyangkut aspek- aspek kognitifnya, tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang menyagkut sikap serta internalisasi nilai-nilaiyang perlu di tanamkan dan di bina melalui mata ajaran atau mata kuliah yang di berikan. Jenis-jenisalat evaluasi yang telah biasa di gunakan menurut Wringhstone dalam bukunya, Evaluation in Modern Education adalah sebagai berikut:


1.   Sort answer test
2.   Essay dan Oral Examination
3.   Observation and Anecdot Record
4.   Questioneirs, Inventoris, and Interviews
5.   Checklist and Rating scales

6.      Personal Report, and Projective Techniques
7.      Sociometric Methodes
8.      Case Studies
9.      Cummulative report




II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa jenis-jenis evaluasi pembelajaran ?
B.     Apa kriteria evaluasi pembelajaran yang baik ?
C.     Apa sajakah jenis-jenis alat evaluasi ?

III. PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Evaluasi
1.    jenis-jenis evaluasi pembelajaran
a.    Jenis evaluasi dilihat dari fungsinya ada lima jenis evaluasi, yaitu:
1) Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan di akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri.
2)   Evaluasi Sumatif adalah  penilaian yang dilakukan pada akhir unit program, yaitu pada akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang di capai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses.
3)   Evalusi diagnostic adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta factor-faktor penyebabnya. Soal-soal disusun agar dapat menemukan kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
4)   Evaluasi selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi.
5)   Evaluasi Penempatan (placement) adalah penilaian yang ditunjukkan untuk mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belejar utuk program itu. Penilaian ini berorientasi pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.[1]

b.        Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1)   Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2)   Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3)   Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4) Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5)   Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

c.         Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1)   Evaluasi program pembelajaran
Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2)    Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3)   Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

d.    Berdasarkan objek :
Yang di maksud dengan tess obyektif yaitu tes yang di buat sedemikian rupa sehingga tes tersebut dapat di nilai secara obyektif.
1)        Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2)        Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3)        Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
                                                                                                   
e.     Berdasarkan subjek :
1)      Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2)         Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, seperti orang tua dan masyarakat.[2]

2. Jenis-jenis evaluasi berbasis kelas
Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas, dan ulamgan umum. Guru harus yakin bahwa tidak ada satupun jenis penilaian yang tepat untuk setiap saat. Jenis penilaian sangat bergantung kepada kompetensi dasar maupun indikator yang di uraiakan dalam kurikulum.
Berikut beberapa tes yang berbasis kelas yang dapat di gunakan pada waktu-waktu yang sesuai :
a.     Tes tertulis
Tes tertulis merupakan alat evaluasi berbasis kelas yang penyajian maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis.
b.    Tes perbuatan
Tes perbuatan di lakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadi nya praktek pengamatan terhadap peserta didik.

c.     Pemberian tugas
Pemberian tugas di berikan pada setiap mata pelajaran, mulai awal kelas sampai dengan akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan pekembangan peserta didik. Pemberian tugas perlu memperhatikan hala-hal seperti berikut:
1)   Pemberian tugas di usahakan tidak memberatkan siswa.
2)   Jenis dan materi pemberian tugas harus di dasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu melatih peserta didik menerapkan hasil pembelajarannya.
3)   Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.
d.    Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus di selesaikan dalam waktu tertentu.
e.     Penilaian produk
Penilaian hasil kerja (produk)peserta didikadalah penilaian terhadap penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik (produk) tertentu.
f.     Penilaian sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap suatu konsep psikologi yang kompleks. Penilaian sikap dapat di lakukan berkaitan dengan berbagai obyek sikap antara lain;
1)   Sikap terhadap mata pelajaran.
2)   Sikap terhadap guru.
3)   Sikap terhadap proses pembelajaran.
4)   Sikap terhadap materi pembelajaran.
5)   Sikap terhadap nilai-nilai yang ingin di tanamkan kepada peserta didik.
Pengukuran sikap dapat di lakukan dengan barbagai cara antara lain :
(1)     Observasi perilaku.
(2)     Pertanyaan langsung.
(3)     Laporan pribadi.
(4)     Penggunaan skala sikap.


g.    Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang di ambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, untuk memantau perkembangan, ketrampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.[3]

B.     Kriteria evaluasi pembelajaran yang baik
1.      Validitas
Suatu tes di katakan valid apabila tes tersebut dapat mengungkap secara jelas gejala sesuatu atau seseorang yang akan di ukur dan juga dapat menunjukan keadaan seseorang atau sesuatu yang di ukur.
2.      Reliabilitas
Dari segi bahasa artinya apat di percaya. menurut istilah tes yang memiliki reliabilitas ialah bila hasil yang di capai tes tersebut konstan atau tetap.
3.      Obyektivitas
Tes yang di katakana memiliki obyektifitas apabila dalam melaksanakan tidak ada factor subyektif yang mempengaruhinya.
4.      Praktikabilitas
Tes yag memiliki praktibilitas tinggi apabila tes tersebut bersifat praktisyaitu tes yagng mudah di laksanakan, mudah peeriksaannya, dan di lengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
5.      Ekonomis
Tes yang di katakana memilikiciri ekoomis apabila tes tersebut dapat di laksanakan dengan dana dan tenaga (fun and forces) yang seminimal mugkin tapi memberikan hasil yang semaksimalmungkin.[4]


C.    Jenis-jenis alat evaluasi
              Dari Jenis-jenis alat evaluasi kami akan membatasi diri dalam uraian ini, hanya mengenai alat evaluasi yang berhubungan dengan hasil mengajar dan belajar, yang biasa di sebut achievment test.
Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar itu seorang guru dapat mengguakan dua macam tes, yakni tes yang telah di standarkan dan tes buatan guru sendiri.
              Yang di maksud dengan standardized test atau tes yang telah distandarkan ialah tes yang telah mengalami proses standarisasi,yakni proses validasi dan keandalan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.
              Suatu tes dapat di sebut valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus di nilai. Tes tersebut, jika di gunakan, dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah di rencanakan sebelumnya. Dengan kata lain, sebagai alat evaluasi,tes tersebut merupakan alat yang jitu dan cermat karena telah mengalami try-out dan perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya menjadi tes yang ter-standar.
 Suatu tes di sebut andal jika tes tersebut menunjukan ketelitian dan dalam pengukuran.
              Di bawah ini kami cantumkan beberapa macam bentuk ujian atau evaluasi beserta kebaikannya dan keburukannya :
1.    Tes lisan
kelebihan :
a. Lebih dapat menilai kepribadian dan pengetahuan seseorang karena di lakukan secara face to face.
b. Jika penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah pertanyaan sehingga dimengaerti oleh penjawab.
c. Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat mengetahui apa yang “tersirat” di samping yang “tersurat”.
d. Pengetes dapat menggali pengetahuan sang penjawab secara menditail.
e. Lebih efektif di gunakan untuk mata pelajaran bahasa.
6)   Pengetes dapat mengetahui langsung hasilnya.
Kekurangan :
a.     hubungan antara pengetes dapat mempengaruhi obyektifitas tes.
b.    Sifat gugup pada yang di tes dapat mengganggu kelancaran jawaban yangg di berikannya.
c.    Perntanyaan yang di ajukan tidak dapat selalu sama pada tiap-tiap orang yang tes.
d.   Untuk mengeteskelompok memerlukan waktu yang sangat lama sehingga tidak ekonomis.
e.    Kurang adannya kebebasan dari si penjawab.
f.     Pribadi dan sifat pengetes dan hubungannya dengan yang di tes memungkinkan hasi yang kurang obyektif
2.    Tes tulisan
Kelebihan :
a.    Dapat sekaligus menilai kelompok dalam waktu yang singkat
b.    ada kebebasan memilih dan cara menjawab bagi si penjawab.
c.    karna pertanyaan sama, secop dan isi pengetahuan yang di nilai tiap-tiap orang pun sama pula.
Kekurangan :
a.     tidak dapat menilai individu dan kepribadian seseorang.
b.     Medah menimbulkan kecurangan dan kepalsuan jawaban
c.     Mudah menimbulkan spekulasi bagi orang yang akan di tes.
3.    Tes essay
Kelebihan :
a.    Bagi guru menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
b.    Penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengaluarkan isi hati dan pikirannya.
c.    Melatih mengeluarkan isi pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur (melatih kreasi dan fantasi).
d.   Lebih ekonomis.
e.    Tidak mmerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal tes.
f.     Dapat di dekte kan atau di tulis di papan tulis.
Kekurangan :
a.    Tidak atau kurang dapat di gunakan untuk mengetes pelajaran yang secop nya luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
b.    Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya menyulitkan pengetes dalam menscore nya.
c.    Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya tulisan yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi atau penskorean yagng kurang obyektif.
d.   Karakteristik pembuatan essay tes yang berbeda-beda bagi setiap guru, dapat menimbulkan salah pengertian bagi si penjawab(cara membuat pertanyaan dan tuntutan jawabannya setiap guru berbeda-beda).
4.    Tes obyektif
Kelebihan :
a.    Dapat di gunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau scope yang luas.
b.    Pelajaran yang di berikan selama satu tahun atau dua tahun dapat di tes sekaligus.
c.    Bagi yang di tes menjawabnya dapat bebas dan terpimpin(karena adanya jawaban yang tersedia).
d.   Dapat di nilai secara obyektif (siapapun yang menilai,hasilnya sama karena kunci jawaban telah tersedia).
e.    Memaksa siswa untuk belajar baik-baik karena sukar untuk berbuat spekulasi terhadap bagian mana dari pelajaran yang harus di pelajari.
Kekurangan :
a.    Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya karena anak tidak membuat kalimat.
b.    Memungkinkan anak atau si penjawab berbuat coba-coba (kirakira, untung-untungan) dalam menjawabnya.
c.    Menyusun tes ini tidak mudah, memerlukan ketelitian dana waktu yang aga lama.
d.   Kurang ekonomis karena memakan biaya dan kertas yang banyak jika di bandingkan dengan pembuatan essay tes.[5]

IV.             KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu terutama pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah harus ada evaluasinya untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Adapun Jenis-jenisEvaluasi dibedakan menjadi beberapa macam, berdasarkan fungsi dan tujuan evaluasi tersebut.

V.                PENUTUP
Demikian makalah “Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran”  yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Amin.


DAFTAR PUSTAKA

Purwanto Ngalim.2001. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Rosda Karya.
Rohmah, Noer.2012. Psikologi pendidikan. Yogyakarta : Teras.

Surapranata Sumarna, dkk. 2007. Penilaian Portofolio Implementasi kurikulum 2004.
http///www:Jenis-jenis/Evaluasi/Pembelajaran/Auliamakro's/20Blog.htm di unduh pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 13.22 WIB





[1] Noer Rohmah, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, (Yogyakarta: TERAS, 2012), hal. 231-232
[2] http///www:Jenis-jenis%20Evaluasi%20Pembelajaran%20%20%20Auliamakro's%20Blog.htm di unduh pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 13.22 WIB
[3]  Sumarna Surapranata, dkk. Penilaian portofolioimplementasi kurikulum 2004. Bandung: PT remaja rosdakarya .2007.hal 18-21
[4] Noer Rohmah, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, (Yogyakarta: TERAS, 2012), hal. 233 - 234
[5] Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT Rosda Karya. 2001). Hal. 33-39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar