Nama : APRILIA NGABEKTI
NINGSIH
NIM :
123911037
Matakuliah :
Konsep Dasar PKn
Kelas :
PGMI3A
Judul buku : DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA, DAN MASYARAKAT MADANI
Penulis : A.Ubaidillah dkk
Penerbit :ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Perss
Halaman : 346
hal, xxii
Tulisan yang
saya review adalah Buku “Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani”
Karya A. Ubaedillah dan Abdul Rozak. Tahap pencetakan petama tahun 2000 dengan
tebal 346 halaman. Buku ini di beri Kata pengantar oleh Prof. Dr. Komaruddin
Hidayat dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA
Dalam kata
pengantar yang disajikan oleh Prof. Komaruddin Hidayat beliau menyikapi tentang
kondisi negara yang mencapai titik “Krisis Identitas dan Peradaban”. Beliau
sangat prihatin dengan kondisi bangsa ini dimana dikalangan elit politik negeri
(trias politica) yang secara merata dari mulai kalangan Eksekutif,
Legiselatif, dan Yudikatif saling berebutan proyek dan dari situlah munculnya
KKN; di kalangan akar rumput demonstrasi
dan tindakan anarkis muncul disana-sini. Sejak dari pembunuhan, pemerkosaan,
pengedaran narkoba sampai VCD porno hampir setiap hari muncul di media massa.
Tetapi beliau juga memberikan solusi bagaimana cara mengikis perilaku
menyimpang tersebut adalah pendidikan Demokrasi.
Pada pengantar
kedua yang ditanggapi oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. Beliau juga menegaskan
tentang pentingnya demokrasi dimana banyak studi kasus yang menerangkan tentang
matinya dan pulihnya demokrasi di Indonesia; pada kasus Orde baru dengan Dwi Fungsi
ABRI secara serta merta merusak tatanan demokrasi Indonesia. Pada 21 mei 1998
menandai bahwa runtuhnya kekuasaan Presiden Suharto sebagai Presiden pada kala
itu merubah total prinsip demokrasi kala itu dan digantikan dengan sistem third
wave democracy. Presiden B.J Habibi yang menggantikan menggantikan Suharto
dalam interregnum-nya memperkuat momentum transisi Indonesia menuju
demokrasi melalui berbagai kebijakannya (sistem multipartai). Pada pengantar
ini beliau sangatlah berterimakasih kepada penulis dimana dalam buku ini
penulis menyajikan tentang Panduan Pendidikan Kewarganegaraan lengkap untuk
kalangan Mahasiswa dan Civitas Akademik, oleh karena itu diharapkan buku ini
sebagai Kontrol dan petunjuk pelaksanaan berbangsa dan bernegara.
Pada pengantar
diatas, masalah yang sering kita lihat adalah mengenai pentingnya Demokrasi,
yang berhubungan langsung dengan Membangun negara yang beradab, Pengetahuan
Konstitusi serta perundangan, Identitas bangsa, Otonomi daerah di NKRI, tata
kelola Pemerintahan yang baik, HAM, dan Masyarakat Madani.
Penulis mencoba
menjawab permasalahan diatas dengan menguraikannya satu persatu dan uraian BAB.
Didalam buku ini terdapat sembilan (9) BAB. Diantaranya: (I) Pendahuluan, (II)
Membangun Negara Berkeadaban, (III) Konstitusi dan Tata Perundang-undangan
dalam Kehidupan Kenegaraan, (IV) Identitas Nasional dan Globalisasi, (V)
Demokrasi: Teori dan Aksi, (VI) Otonomi Daerah dalam kerangka NKRI, (VII) Tata
Kelola Kepemerintahan yang baik dan bersih (Good & Clean Governance),
(VIII) Hak Asasi Manusia, (XI) Membangun Mayarakat Madani.
Permulaan dalam
penegakkan Demokrasi di Indonesia bergantung pada Tujuan di buatnya sebuah
negara. Dalam pengertian yang tertulis dalam halaman 25 mengutarakan bahwa
tujuan negara ada bermacam-macam, antara lain;
a.
Bertujuan untuk
memperluas kekuasaan
b.
Bertujuan
menyelenggarakan ketertiban hukum
c.
Bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan umum
Penulis
menerangkan tentang tujuan negara umum tetapi juga tidak lupa mengingatkan
tujuan dibuatnya negara kita sendiri yaitu “untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Selain itu,
dalam penjelasan UUD 1945 ditetapkan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas
hukum (reechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).
Pada BAB
Masyarakat Madani, penulis menyajikan tentang berbagai pandangan tokoh-tokoh
politik dan juga Filsuf. Diantaranya definisi dari Aristoteles memandang bahwa civil
society sebagai sistem kenegaraan atau identik atau identik dengan negara
itu sendiri. Marcus Tullius Cicero menerangkan bahwa civil society adalah
sebuah komunitas yang mendominasi komunitas yang lain. Begitu juga untuk tokoh
politik aliran kiri yaitu Hegel, Karl Marx, dan Antonio Gramsci mengemukakan
bahwa civil society merupakan elemen ideoligis kelas dominan.
Pada
pengamatan saya untuk kelebihan buku ini terletak pada pengertian yang
menyeluruh dan ditambah lagi pendapat dari para tokoh politik dan Filsuf
Indonesia dan Dunia. Penjabaran yang menyeluruh tersebut membuat pembaca bisa
lebih mengerti serta mendalaminya. Tetapi terdapat juga kekurangannya, yaitu
ketika pembaca mencari pengertian utama dari materi tersebut dapat membuat
bingung karena terkendala berbagai pendapat yang banyak sehingga butuh waktu
lama untuk mencari pengertian yang sebenarnya, materi Pendidikan ini masih
bersifat umum dan studi kasus mengenai
masalah-masalah negara Indonesia tersendiri kurang.
Oleh
karena itu pembaca dapat memperoleh pengertian yang lengkap tetapi sedikit
butuh waktu lama. Buku ini sangat cocok sebagai penunjang mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan tetapi pembaca juga harus aktif dan peka melihat
realita sosaial yang ada dalam arti kita sebagai masyarakat Madani (civil
society) hendaknya harus mengawasi dan menyongsong menuju Indonesia yang
lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar