Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 01 Desember 2014

KELOMPOK SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi Anak
Dosen pengampu : Ani Hidayati, M.Pd





                                                                Disusun oleh :
        Arifatul Rahmawati                ( 123911013 )           
                                            Afrizal Hadi S.                        ( 123911025 )
                                            Aprilia Ngabekti N                 ( 123911037 )
   


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG





KELOMPOK SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

I.            PENDAHULUAN
Kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.
Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga ditentukan bagaimana persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut.
Teman sebaya tidak hanya berpengaruh positif, akan tetapi bisa saja berpengaruh negatif, sehingga dalam pemilihan suatu kelompok teman sebaya mereka haruslah selektif memilih.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana pengertian teman sebaya ?
B.     Bagaimana jenis – jenis teman sebaya ?
C.     Bagaimana fungsi teman sebaya?
D.    Bagaimana pengaruh teman sebaya dalam pembelajaran?

III.       PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teman Sebaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Sementara dalam Mu’tadin menjelaskan bahwa kelompok sebaya adalah kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok sosial yang sama, seperti teman sekolah atau teman sekerja. Lebih lanjut Hartup dalam Santrock mengatakan bahwa kelompok sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia dan kedewasaan yang sama. Akan tetapi kelompok sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologi.

B.     Jenis – Jenis Teman Sebaya
Perkembangan sosial pada anak – anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya ( peer group ) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.[1]
Perasaan kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untuk mematuhi grup teman sebayanya ( peer group ), malah terkadang anak lebih suka mementingkan peer groupnya, dibanding pada orangtuanya.[2] Anak akan lebih mudah merespons dan menerima saran dari teman – teman mereka. Memang, mereka juga tetap meminta saran kepada yang lebih tua, tapi mereka juga tidak terlalu antusias untuk itu.[3]
Adapun jenis kelompok sebaya yaitu :
1.      Permainan
Dalam masa prasekolah, anak bermain bersama akan tetapi biasanya memiliki status sosioekonomi dan usia yang sama, walaupun kelompok bermain di lingkungan rumahnya terdiri dari berbagai tingkat usia.[4]

2.      Geng
Bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan, kekerasan dan perbuatan anti sosial yang didasarkan pada etnis, jenis kelamin, atau kegiatan umum.[5]

3.       Klub
Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa.

C.    Fungsi Teman Sebaya
Ketika anak mulai menjauh dari pengaruh orangtua, kelompok sebaya membuka perspektif baru dan membebaskan mereka untuk membuat penilaian independen. Mengujikan nilai yang mereka terima dengan nilai yang dimiliki oleh teman sebaya membantu mereka memutuskan mana yang dipegang dan mana yang harus dilepas.
Bagi anak usia sekolah, teman sebaya ( peer ) mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orangtua. Berikut beberapa fungsi teman sebaya yaitu :
1.      Memberikan ketenangan ketika mengalami kekhawatiran
2.      Tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani berkat teman sebayanya[6]
3.      Memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari keterampilan – keterampilan tertentu.[7]
4.      Tempat memperoleh informasi yang tidak terdapat didalam keluarga


D.    Pengaruh Teman Sebaya Dalam Pembelajaran
Kelompok teman sebaya membantu anak – anak belajar :
a.       Bagaimana hidup bersama di masyarakat
b.      Bagaimana menyesuaikan keinginan dan hasrat mereka dengan keinginan serta hasrat orang lain
c.       Kapan harus berteriak serta kapan harus diam
d.      Membantu mempelajari kebudayaan masyarakat
e.       Memotivasi akademik dan kinerja anak[8]

IV.        KESIMPULAN
Teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat, serta lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologi.
Diantara jenis – jenis teman sebaya yaitu teman sepermainan dan geng, dan klub. Adapun fungsi teman sebaya yaitu memberikan ketenangan, mampu merubah anak yang awalnya penakut menjadi pemberani, memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari keterampilan tertentu.
Adapun peran teman sebaya dalam pembelajaran yaitu : membantu kita beradaptasi dalam masyarakat serta dapat memotivasi kita dalam berprestasi.
V.           PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan – kawan semua sangat saya harapkan. Semoga makalah ini, bermanfaat bagi kita semua.



2014
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan,  (Jakarta : PT Rineka Cipta : 2005)
Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak, ( Jogjakarta : Think, 2008 )
Danim,Sudarwan, Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : Alfabeta, 2012)
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 )
E. papalia, Diane,  Human Development ( Psikologi perkembangan ) Bagian I- IV, ( Jakarta :  Kencana, 2008 ), hal.504 -507
Yusuf, Syamsu,  Psikologi Perkembangan  Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya : 2011 )
           

         






[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan  Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya : 2011 ), hal.180 - 181
[2]  Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan,  (Jakarta : PT Rineka Cipta : 2005), hal.112
[3] Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak, ( Jogjakarta : Think, 2008 ), hal.35
[4] Diane E. papalia, Human Development ( Psikologi perkembangan )Bagian I - IV, ( Jakarta : Kencana 2008 ), hal.504 -505
[5] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal.140
[6] Diane E. papalia, Human Development ( Psikologi perkembangan ) Bagian  I - IV, ( Jakarta : Kencana 2008 ), hal.504 -505
[7] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ), hal.227   
[8] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal.141

Tidak ada komentar:

Posting Komentar