KELOMPOK
SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH
Makalah
Disusun guna
memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi Anak
Dosen pengampu
: Ani Hidayati, M.Pd
Arifatul Rahmawati ( 123911013 )
Afrizal Hadi S. ( 123911025 )
Aprilia Ngabekti N ( 123911037 )
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
KELOMPOK SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH
I.
PENDAHULUAN
Kenakalan
remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial
dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat
berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.
Remaja dapat meniru (imitasi)
kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti bahwa
kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi
nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau
tidak juga ditentukan bagaimana persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya
tersebut.
Teman sebaya
tidak hanya berpengaruh positif, akan tetapi bisa saja berpengaruh negatif,
sehingga dalam pemilihan suatu kelompok teman sebaya mereka haruslah selektif
memilih.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana pengertian teman sebaya ?
B. Bagaimana jenis – jenis teman sebaya ?
C. Bagaimana fungsi teman sebaya?
D. Bagaimana pengaruh teman sebaya
dalam pembelajaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teman Sebaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kelompok sebaya diartikan sebagai kawan,
sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Sementara dalam Mu’tadin menjelaskan bahwa kelompok sebaya
adalah kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai kelompok sosial yang sama,
seperti teman sekolah atau teman sekerja. Lebih lanjut Hartup dalam
Santrock mengatakan bahwa kelompok sebaya adalah anak-anak atau remaja
dengan tingkat usia dan kedewasaan yang sama. Akan tetapi kelompok sebaya lebih
ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologi.
B.
Jenis
– Jenis Teman Sebaya
Perkembangan
sosial pada anak – anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan
hubungan, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan
teman sebaya ( peer group ) atau
teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.[1]
Perasaan kesosialan yang berkembang
pesat, sehingga anak menyukai untuk mematuhi grup teman sebayanya ( peer group ), malah terkadang anak
lebih suka mementingkan peer groupnya, dibanding pada orangtuanya.[2]
Anak akan lebih mudah merespons dan menerima saran dari teman – teman mereka.
Memang, mereka juga tetap meminta saran kepada yang lebih tua, tapi mereka juga
tidak terlalu antusias untuk itu.[3]
Adapun jenis kelompok sebaya yaitu :
1. Permainan
Dalam
masa prasekolah, anak bermain bersama akan tetapi biasanya memiliki status
sosioekonomi dan usia yang sama, walaupun kelompok bermain di lingkungan
rumahnya terdiri dari berbagai tingkat usia.[4]
2.
Geng
Bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan,
kekerasan dan perbuatan anti sosial yang didasarkan pada etnis, jenis kelamin,
atau kegiatan umum.[5]
3.
Klub
Klub adalah
kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial
yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa.
C.
Fungsi
Teman Sebaya
Ketika
anak mulai menjauh dari pengaruh orangtua, kelompok sebaya membuka perspektif
baru dan membebaskan mereka untuk membuat penilaian independen. Mengujikan
nilai yang mereka terima dengan nilai yang dimiliki oleh teman sebaya membantu
mereka memutuskan mana yang dipegang dan mana yang harus dilepas.
Bagi
anak usia sekolah, teman sebaya ( peer )
mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orangtua. Berikut beberapa fungsi
teman sebaya yaitu :
1. Memberikan
ketenangan ketika mengalami kekhawatiran
2. Tidak
jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani
berkat teman sebayanya[6]
3. Memberi
kesempatan kepada anak untuk mempelajari keterampilan – keterampilan tertentu.[7]
4. Tempat memperoleh informasi yang tidak terdapat didalam
keluarga
D.
Pengaruh
Teman Sebaya Dalam Pembelajaran
Kelompok
teman sebaya membantu anak – anak belajar :
a. Bagaimana
hidup bersama di masyarakat
b. Bagaimana
menyesuaikan keinginan dan hasrat mereka dengan keinginan serta hasrat orang
lain
c. Kapan
harus berteriak serta kapan harus diam
d. Membantu
mempelajari kebudayaan masyarakat
e. Memotivasi
akademik dan kinerja anak[8]
IV.
KESIMPULAN
Teman
sebaya diartikan sebagai kawan,
sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat,
serta lebih ditekankan pada kesamaan
tingkah laku atau psikologi.
Diantara jenis –
jenis teman sebaya yaitu teman sepermainan dan geng, dan klub. Adapun fungsi
teman sebaya yaitu memberikan ketenangan, mampu merubah anak yang awalnya
penakut menjadi pemberani, memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari
keterampilan tertentu.
Adapun peran teman sebaya dalam
pembelajaran yaitu : membantu kita beradaptasi dalam masyarakat serta dapat
memotivasi kita dalam berprestasi.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan
dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan – kawan
semua sangat saya harapkan. Semoga makalah ini, bermanfaat bagi kita semua.
2014
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT Rineka Cipta : 2005)
Arya,
Rahasia Mengasah Talenta Anak, (
Jogjakarta : Think, 2008 )
Danim,Sudarwan,
Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung
: Alfabeta, 2012)
Desmita,
Psikologi Perkembangan Peserta Didik,
( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 )
E. papalia, Diane, Human
Development ( Psikologi perkembangan ) Bagian I- IV, ( Jakarta : Kencana, 2008 ), hal.504 -507
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya : 2011 )
[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak
& Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya : 2011 ), hal.180 - 181
[2]
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta : PT Rineka
Cipta : 2005), hal.112
[3] Arya, Rahasia Mengasah Talenta Anak, ( Jogjakarta : Think, 2008 ), hal.35
[4] Diane E. papalia, Human Development ( Psikologi perkembangan )Bagian
I - IV, ( Jakarta : Kencana 2008 ), hal.504 -505
[6] Diane E. papalia, Human Development ( Psikologi perkembangan )
Bagian I - IV, ( Jakarta : Kencana
2008 ), hal.504 -505
[7] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2011 ), hal.227
[8] Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, ( Bandung :
Alfabeta, 2012), hal.141

Tidak ada komentar:
Posting Komentar